Ini adalah Blog Ikatan Anak Asuh YKAI - Colruyt Semarang
RSS

Kamis, 14 Januari 2010

PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN

A.Pendahuluan

Beberapa tahun terakhir ini di Indonesia, perhatian sebagian warga masyarakat terhadap kehidupan anak – anak makin meningkat. Hal ini didorong oleh rasa kemanusiaan dan kondisi anak yang makin terpuruk. Kini sosok anak – anak di Indonesia tampil dalam kehidupan yang sekian tak menggembirakan. Hal itu dari sekian meningkatnya jumlah anak jalanan.



Kondisi anak – anak yang sekian terpuruk hanya teramati dari tampilan fisiknya saja. Padahal dibalik tampilan fisik itu ada kondisi yang memprihatinkan, bahkan kadang – kadang lebih dahsyat. Kondisi ini disebabkan oleh makin rumitnya krisis Indonesia : krisis ekonomi, hokum, moral, dan berbagai jenis krisis lainnya.

B.Latar Belakang

Berkaitan dengan anak jalanan, umumnya mereka berasal dari keluarga yang pekerjaannya berat dan ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif.

Mereka itu ada yang tinggal di kota setempat, dikota lain terdekat, atau propinsi lain. Ada anak jalanan yang ibunya tinggal di kota yang berbeda dengan tempat tinggal ayahnya karena pekerjaan, menikah lagi atau cerai. Ada anak jalan yang masih tinggal bersama keluarga, ada yang tinggal terpisah tapi masih sering pulang ke tempat keluarga, ada yang sama sekali tidak pernah bersama keluarganya atau bahkan asa anak yang tak mengenal keluarganya.

Ada 3 kategori anak jalanan, yaitu :
1.Mencari Kepuasan
2.Mengais nafkah
3.Tindakan Asusila

Kegiatan anak jalan itu erat kaitannya dengan tempat mereka mangkal sehari – hari, yakni dialun – alun, bioskop, jalan raya, simpang jalan, stasiun kereta api, terminal, pasar, pertokoan, dan mall.



C.Faktor – faktor yang menyebabkan Anak menjadi Anak Jalanan.

Keadaan kota mengundang maraknya anak jalan. Kota yang padat penduduknya dan banyak keluarga bermasalah membuat anak yang kurang gizi, kurang perhatian, kurang pendidikan, kurang kehangatan dan kasih sayang dan kehangatan jiwa, serta kehialngan hak untuk bermain, bergembira, bermasyarakat, dan hidup merdeka, atau bahkan mengakibatkan anak –anak dianiaya batin, fisik, danseksual oleh keluarga, teman, orang lain lebih dewasa.

Diantara anak jalanan, sebagian ada yang sering berpindah antar kota. Mereka tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif.

Seorang anak yang terhempas dari keluarganya, lantas menjadi anak jalanan disebabkan oleh banyak hal. Penganiayaan kepada anak merupakan penyebab utama anak menjadi anak jalanan. Penganiayaan itu meliputi mental dan fisik mereka. Lain dari pada itu, pada umumnya anak jalanan berasal dari keluarga yang pekerjaannya berat dan ekonominya lemah.

D.Pemberdayaan Anak Jalanan

Masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang memperoleh pemahaman dan mampu mengawasi daya – daya sosial, ekonomi, dan politik sehingga harkat dan martabatnya meningkat.

Anak jalanan adalah anak yang terkategori tak berdaya. Mereka merupakan korban berbagai penyimpangan dari oknum – oknum yang tak bertanggung jawab. Untuk itu, mereka perlu di berdayakan melalui demokratisasi, pembangkitan ekonomi kerakyatan, keadilan dan penegakan hukum, partisipasi politik, serta pendidikan luar sekolah.

Anak jalanan pada hakikatnya adalah anak – anak sama dengan anak – anak lainnya yang bukan anak jalanan. Mereka membutuhkan pendidikan. Pemenuhan pendidikan itu haruslah memperhatikan aspek perkembangan fisik dan mental mereka, sebab, anak bukanlah orang dewasa yang berukuran kecil. Anak mempunyai dunianya sendiri dan berbeda dengan orang dewasa. Kita tak cukup memberikannya makan dan minum saja, atau hanya melindunginya di sebuah rumah, karena anak membutuhkan kasih sayang. Kasaih sayang adalah fundamen pendidikan. Tanpa kasih sayang, pendidikan ideal tak mungkin dijalankan. Pendidikan tanpa cinta menjadi kering tak menarik.

Dalam mendidik anak, ibu dan ayah harus sepaham. Mereka harus bertindak sebagai sahabat anak, kompak dengan guru, sabar sebagai benteng perlindungan bagi anak, menjadi teladan, rajin bercerita, memilihkan mainan, melatih disiplin, mengajari bekerja, dan meluruskan sifat buruk anaknya ( misalnya : berkata kotor, berkelahi, suka melawam, pelanggaran sengaja, mengamuk, keras kepala, selalu menolak, penakut, manja, nakal ).

Keluarga yang ideal dan kondusif bagi tumbuh kembangnya anak, sangat didambakan pula oleh anak – anak jalanan. Keluarga ideal bagi tumbuh kembang anak itu dapat digambarkan sbb:
Pendidikan, pada prinsipnya mempertahankan anak yang masih sekolah dan mendorong mereka melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, juga memfasilitasi anak yang tak lagi bersekolah ke program pendidikan luar sekolah yang setara dengan sekolah.

E.Penutup

Jadi upaya pemberdayaan kepada anak – anak jalananseharusnya terus digalakkan melalui berbagai penyelenggaraan program pendidikan diluar sekolah.
Penyelenggaraan program tersebut seharusnya menerapkan partisipasi / kolaborasi maksimal, yaitu melibatkan berbagai pihak secara lintas sektoral, lintas disiplin ilmu, dan lintas kawasan dalam kerjasama secara maksimal, baik para akademis maupun praktisi.
Anak jalanan masih berpeluang untuk mengubah nasibnya melalui belajar, karena itu perlu menggali sumber atau pendukung program. Agar anak – anak jalanan mau mengikuti program, maka sumber belajar harus bersikap empati dan mampu menyakinkan kepada mereka. Untuk itu, penguasaan terhadap karakteristik dan kebutuhan belajar anak – anak jalanan akan sangat membantu para sumber belajar untuk bersikap empati kepada mereka.





Writer : Ayu Sulistiawati

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar